Assalamu'alaikum Ahlan Wasahlan

Sepotong Episode Perjalanan Hidupku

Sepotong episode dari perjalanan hidupku, aku,..hanya seorang gadis penyendiri dan pemalu. Tak banyak teman yang ku punya, slama hidupku hanya memiliki 15 orang teman yang slalu ada dan pada merekalah ku dapat terbuka akan smua hal yang kumiliki. Yah mungkin aneh terdengarnya, tapi itulah aku,..selain kegiatan belajarku, waktuku diisi dengan mengajar dan disela waktu luangku diisi dengan melukis dan menulis. Sebelum aku mendapat hidayah, aku salah seorang anggota dancer, dalam dunia dance aku bisa mengekspresikan semua perasaanku, ku mencari kesenangan yang dapat membuat hatiku ramai dan tak kesepian, banyak cinta yang datang padaku namun aku tak pernah menggubrisnya, memang aku sulit untuk jatuh cinta,..,

Suatu hari tepat hari maulid Nabi Muhammad saw, di sekolahku mengadakan acara, akupun menghadirinya, kelompok dance ku berniat untuk latihan setelah acara maulid karena 1 minggu itu aka ada lomba. Kala itu terik matahari begitu menyengat kulit, salah satu teman dance ku izin tidak ikut latihan karena ada urusan mendadak, Allah berencana lain saat itu, 30 menit setelah itu kami mendapat kabar bahwa teman dance ku mendapat kecelakaan dan saat itu aku belum diberi tahu, hingga malam saat ku pulang les, berita duka itu baru kuterima. Setelah menginap selama 3 hari di ruang ACU, nyawanya tak tertolong lagi karena keretakan pada otaknya yang menyebabkan pendarahan di otaknya. Mengenaskan memang tapi itulah kehendak Allah, kala saatnya kita dipanggil oleh-Nya, tak ada penangguhan waktu sedikitpun dan itu pun tak terduga. Perasaan duka yang amat mendalam bagi kami, kehilangan satu teman dance. Perasaan gundah, takut, gemetar dalam hatiku, dan entah mengapa air mataku terjatuh saat aku mengingat Allah, yah saat itu pun aku berfikir aku takut pada Allah, aku takut saat aku dipanggil olehnya, tak ada bekal yang ku bawa. Tersentak dalam lamunanku, aku bertekat untuk keluar dari kelompok dance ku. Aku mulai belajar mengenakan jilbab dan mengikuti pengajian-pengajian dan kajian-kajian. Mungki itulah hidayah Allah yang Ia berikan padaku.

Seiring perjalanan waktuku, aku berhijrah untuk mengenakan jilbab panjang, aku ingin sekali memiliki teman satu perjuangan denganku, namun sayang Allah memberikan jalan yang lain, aku ditempatkan pada suatu komunitas yang disitu hanya aku yang mengenaka jilbab panjang, yah memang hikmahnya aku harus mewarnai mereka, dan mungkin itulah lahan dakwahku. Tidak ada manusia yang tak pernah jatuh cinta, seperti halnya aku, disanalah aku bertemu sosok seorang laki-laki, disebuah masjid dan akupun jatuh hati padanya. bisa dibilang ia amah, aku berusaha membimbingnya untuk mengenal islam lebih dalam. dalam hatiku, aku ingin ia menjadi pendamping hidupku kelak. Bukankah cinta harus diusahakn meski takdir telah tertulis dalam lauh mahfudz,..

Yah berharap dan berdoa, ku jadikan cinta sebagai kata kerja dalam hidupku. Teringat nasyid edcoustic yang berjudul “nantikanku dibatas waktu”, aku mendambakan kisahku seperti itu meski itu hanya sebuah lagu. 2 tahun berlalu ia mulai mendalami islam, Allah berkehendak lain padaku lagi, aku dijauhkan dengannya karena suatu perjanjian yang pernah kami ikrarkan saat awal bertemu, dengan perjanjian ketika telah sampai saat dimana ia mulai mengenal islam, kami menjauh untuk mencapai cita-cita yang diinginkan hingga sukses. Dan hari itu tepatnya tanggal 2 februari perjanjian itu tiba.

Yah, meski jauh toh kalaupun jodoh tak akan kemana, dan pasti kita akan dipertemukan kembali, itulah yang terbesit dalam fikiranku. Setelah aku lulus SMA, aku pun ikut PMDK berniat memasuki Universitas Negeri dengan memilih jurusan fisika. Lagi-lagi Allah telah memilihkan rencana yang lain untukku, orang tuaku menyuruhku untuk tidak memilih jurusan fisika, entah apa yang kufikirkan saat itu, aku memang memiliki sifat keras, aku harus masuk jurusan fisika, tapi aku tak berdaya saat itu, akupun dimasukkan pada Universitas pilihan orang tuaku dan mengambil jurusan sastra inggris. Yah layaknya hidup enggan mati tak mau, aku mengikuti ospek hari pertama. Saat berbaris aku menoleh kearah samping kananku, agak jauh memang, sesosok laki-laki sedang berbaris dan saat itu sedang melihat kearahku. Tak ada kata yang kubisa ucapkan, hanya ada kata syukur dan tanya hati, ia satu Universitas denganku, ia ada disini, Allah mempertemukannya denganku hampir selama 6 tahun lamanya. Tak ada senyum yang ia lontarkan, hanya saja dari bahasa sorotan matanya yang kulihat dari kejauhan, ia memiliki perasaan yang sama padaku. Mulailah aku berusaha menyukai jurusan yang kupilih dan berusaha mewujudkan perjanjian itu, sukses menggapai cita-cita yang telah ku gantungkan pada bintang tertinggi. Namun ada kesedihan dalam hatiku, seperti halnya remaja yang belum berhijrah, masih mengedepankan dunia muda dengan fananya dunia. Aku termenung memandang sedih, ingin meluruskan langkahnya seperti dulu namun tak mungkin bisa kulakukan, hanya ada doa yang kupanjatkan untuknya agar ia mendapatkan hidayahNya, dan tak lupa tausiyah yang terkadang kukirimkan via sms. Kekecewaanku tidak perlu diperpanjang, setiap usaha pasti aka nada hasilnya, walaupun ku harus menunggu selama bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun kemudian. Selama dunia masih berputar, setiap kali ditempatkan pada putarannya, ku berdoa semoga Allah berkenan memberikan hidayah serta rahmatNya padanya. Setiap bertemu dengan ku ia selalu menghindar dan aku pun selalu menjaga padanganku, yah walaupun begitu aku bersyukur pada Allah, aku masih bisa melihatnya kembali meski jarak jauh. Dan cintaku keungkapkan dalam diamku. Entah apa rencana Allah selanjutnya untukku, tapi aku bersyukur mendapatkan smuanya, dan yang pasti ini adalah jalan yang terbaik untukku, sekarang aku tetap menjalani hidupku dengan semangat dalam diriku, aku bersyukur menjalani hidup sebagai anak penyendiri, inilah duniaku, inilah aku. Bagaimanapun keadaan diri ini, kelebihan yang ada harus disyukuri, dan kekurangan yang ada pastilah bisa diperbaiki, bila mau berusaha. Ternyata dapat diambil kesimpulan tidak semua apa yang kita anggap baik adalah baik dimata Allah,..karena Allah telah memilihkan jalan yang terbaik untuk hambaNya,..selain itupun Allah begitu mencintai hambaNya, hingga Dia menjamah segala ujianNya. Serahkan padaNya, maka Dia akan menyerahkan segala keinginan kita. Prasangka baik padaNya akan mendapatkan hal yang manis seperti apa yang kita pikirkan. karena prasangka Allah adalah prasangka hambaNya. ^^,…….kutunggu hijrahmu akhi.

Wallahu a’alam bish shawab.

0 komentar:

Posting Komentar